KATA PENGANTAR
Beribu terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kepada semua sumber yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Tidak lupa juga kepada para pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk sekedar membaca makalah ini.
Saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, oleh
karena itu saya sangat mohon kepada para pembaca untuk memberikan kritikan dan
saran terhadap makalah ini jika ada hal/sesuatu yang kurang berkenan maupun
salah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Hormat
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Tujuan penulisan........................................................................... 1
C. Rumusan masalah......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyimpangan
Sosial.................................................................... 2
B. Pengertian..................................................................................... 3
C. Teori-teori
perilaku penyimpangan............................................... 4
D. Ciri-ciri......................................................................................... 5
E. Sifat-sifat perilaku menyimpang
.................................................. 6
F. Bentuk-bentuk perilaku
menyimpang........................................... 7
G. Macam-macam penyimpangan..................................................... 8
H. Penyebab terjadinya..................................................................... 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anonymous
menulis “Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya
kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar
dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliau
lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidak ikut-ikutan
pun ikut diserang”,
Mengapa
para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki
akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa
pula para pelajar banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas, dan hal lainnya
yang menyimpang? Apa yang salah dari semua ini?
B.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1.
Mengidentifikasi
faktor-faktor pendorong timbulnya perilaku penyimpangan yang dilakukan para
pelajar.
2.
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk perilaku menyimpang
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
ini adalah:
1.
Apakah faktor-faktor timbulnya perilaku menyimpang yang
dilakukan pelajar?
2.
Apakah bentuk-bentuk perilaku menyimpang?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyimpangan
sosial
Perilaku menyimpang adalah perilaku
dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata
aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara umum, yang digolongkan sebagai
perilaku menyimpang, antara lain tindakan yang nonconform, yaitu
perilaku yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang ada; tindakan yang anti
sosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau
kepentingan umum; dan tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan yang
nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa
atau keselamatan orang lain.
Perilaku menyimpang didefinisikan
secara berbeda berdasarkan empat sudut pandang. Petama, secarastatiskal,
yaitu segala perilaku yang bertolak dari suatu tindakan yang bukan rata-rata
atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan. Kedua, secara absolut atau mutlak.
Definisi perilaku menyimpang yang berasal dari kaum absolutis ini berangkat
dari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai sesuatu yang mutlak atau jelas
dan nyata, sudah ada sejak dulu, serta berlaku tanpa terkecuali, untuk semua
warga masyarakat. Ketiga, secara reaktif, yaitu perilaku yang dicapkan
kepadanya atau orang lain telah memberi cap kepadanya. Dan keempat,
secara normatif, yaitu penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari
suatu norma sosial.
Ada dua perspektif yang bisa
digunakan untuk memahami sebab-sebab dan latar belakang seseorang atau kelompok
berperilaku munyimpang, yaitu perspektif individualistik dan
yang kedua adalah teori-teori sosiologi.
B.
Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia perilaku
menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma)
untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh
masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih
kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang
berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan,
berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Berikut ini beberapa definisi dari
perilaku menyimpang yang dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi :
a. James Worker Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang tercela dan di luar batas toleransi.
b. Robert Muhamad Zaenal Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
menyimpang tersebut.
c. Paul
Band Horton.
Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
d. d.Paul B.Horton .Penyimpangan sosial
adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma
kelompok atau masyarakat.
Penyimpangan
terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan
disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah
perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi
sosial yang
di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
C.
Teori-teori
perilaku menyimpang
a.
Teori
Differencial Association (Edwin H. Sutherland)
Teori
ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang di sebabkan
karena hubungan diferensiasi.
b. Teori Labelling (Edwin
M.Lemert)
Teori
ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan perilaku yang menyimpang
karena pemberian penjulukan .Teori ini menggambarkan bagaimana suatu perilaku
menyimpang seringkali menimbulkan serangkaian peristiwa yang justru mempertegas
dan meningkatkan tindakan penyimpangan.
c. Teori Merton
Merton
mengindefikasikan lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi tertentu
,empat diantara perilaku dalam menghadapi situasi tersebut merupakan perilaku
menyimpang .
d. Teori Fungsi dari Durkheim
Durkheim
berpandangan bahwa kejahatan perlu bagi masyarakat karena dengan adanya
kejahatan maka moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
e. Teori konflik dari Karl Marx
Menurut
pandangan ini apa yang merupakan perilaku menyimpang di definisikan oleh
kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka
sendiri.Hukum merupakan pencerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan bahwa
sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
Ada
dua macam konflik dalam teori ini ,yaitu ;
Teori konflik budaya
Ini terjadi bilamana dalam
suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus hal tersebut mengurangi kemungkinan
timbulnya kesepakatan nilai.
Teori konflik kelas social
Mereka memandang kesepakatan
nilai sebagai mitos yang diciptakan secara halus oleh mereka yang berkuasa demi
kepentingan mereka sendiri karena hal tersebut akan memuat nilai mereka seolah-olah
merupakan nilai semua orang .mereka yang menentang hak-hak istimewa kelas
dianggap penjahat .
f. Teori pengendalian
Kebanyakan
orang menyesuaikan diri dengan nilai dominan karena adanya pengendalian dari
dalam maupun dari luar .
Dalam
masyarakat konvensional terdapat empat hal yang mengikat individu terhadap
norma masyarakatnya ,yaitu ;
Kepercayaan
,mengacu pada norma yang di hayati
Ketanggapan
,yaitu sikap tanggap seseorang terhadap pendapat orang lain
Keterikatan,berhubungan
dengan berapa banyak imbalan yang di terima seseorang atas perilakunya
Keterlibatan
,mengacu pada kegiatan seseorang dalam berbagai lembaga masyarakat
D.
Ciri-ciri
a. Penyimpangan harus dapat
didefinisikan. Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu
dan diketahui penyebabnya.
b. Penyimpangan bisa diterima bisa juga
ditolak. Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan
bisa diterima masyarakat, misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan
merupakan penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.
c. Penyimpangan relatif dan
penyimpangan mutlak. Semua orang pernah melakukan perilaku menyimpang, akan
tetapi pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk semua orang.
Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi
secara umum, penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan
penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
d. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal.
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi pada kenyataannya
tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya
nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang
telah menjadipengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung
banyak dilanggar.
e. Terdapat norma-norma penghindaran dalam
penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang
untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara
terbuka. Jadi norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga.
f. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan
sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap
sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.
E.
Sifat-sifat
perilaku menyimpang
Berdasarkan
sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
Penyimpangan
bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang
mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung
unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan
seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman.
Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita
karier.
Penyimpangan
bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang
bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu
mengakibatkan hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada kaidah
sosial yang dilanggar. Pelanggaran terhadap kaidah susila dan adat istiadat
pada umumnya dinilai lebih berat dari pada pelanggaran terhadap tata cara dan
sopan santun. Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai
berikut:
F.
Bentuk-bentuk
perilaku menyimpang
Bentuk
–bentuk penyimpangan di bagi menjadi enam ,yaitu ;
1. Penyimpangan primer (primary
deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang
yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation).
Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali
terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain
3. Penyimpangan individual (individual
deviation) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari
norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.
4. Pembandel yaitu penyimpangan yang
terjadi karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya
yang kurang baik.
5. Pembangkang yaitu penyimpangan yang
terjadi karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
6. Pelanggar yaitu penyimpangan yang
terjadi karena melanggar norma-norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
7. Perusuh atau penjahat yaitu
penyimpangan yang terjadi karena mengabaikan norma-norma umum, sehingga
menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
8. Munafik yaitu penyimpangan yang
terjadi karena tidak menepati janji ,berkata bohong ,mengkhianati
kepercayaan,dan berlagak membela.
9. Penyimpangan kelompok adalah
tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok
yang bertentangan dengan norma masyarakatyang berlaku.
10. Penyimpangan situasional,yakni
penyimpangan jenis ini di sebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan
situasional atau social diluar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat
menyimpang.
11. Penyimpangan sistematik,yaitu suatu
contoh tingkah laku yang di sertai organisasi social khusus ,status
formal,peranan-peranan,nilai-nilai,norma-norma,dan moral tentang semuanya
berbeda dengan situasi umum.
G.
Macam-macam
penyimpangan
Macam-macam
penyimpangan menurut Robert M.Lawang ada empat macam penyimpangan ,yaitu ;
1.
Perilaku
menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau criminal
2.
Penyimpangan
seksual,yaitu perilaku seksual yang tidak lazim ,dan lain dari biasanya
3.
Penyimpangan
dalam bentuk gaya hidup yang lain dari biasanya
4.
Penyimpangan
dalam bentuk pemakaian atau mengkonsumsi obat-obatan dan minum-minuman keras
yang berlebihan
H.
Penyebab
Terjadi
Menurut
Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal
dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
b. Faktor objektif adalah faktor yang berasal
dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara
orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk
lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan
seorang individu (faktor objektif), yaitu:
2.
Proses belajar yang menyimpang. Seseorang
yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat
tayangan tentang perilaku menyimpang.
5.
Akibat
proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya
media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan
(perilaku menyimpang) menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa
perilaku menyimpang tersebut sesuatu yang wajar.
6.
Keinginan
untuk dipuji
7.
Dorongan
kebutuhan ekonomi
8.
Pelampiasan
rasa kecewa
9.
Sifat
mental yang tidak sehat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma
yang ada. Tindakan
manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan perilaku menyimpang.terutama
pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya cukup tinggi dan bulum mampu
mengontrol diri dalam mengambil pergaulan .perilaku menyimpang ini tidak
memandang umur baik anak-anak sampai orang dewasa bisa melakukan perilaku
menyimpang tersebut .
B. Saran
Sebaiknya
kita harus lebih memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma
yang berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat
menyebabkan kerusakan moral pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada
zaman ini banyak terdapat perilaku menyimpang sehingga kita harus lebih menjaga
diri dari perilaku-perilaku tersebut agar tidak merusak masa depan kita .
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Budiati,
Atik Catur.2009.Sosiologi Kontekstual Kelas 10.Penerbit:Pusat Perbukuan
Departemen
Pendidikan Nasional.
Purwoto,
Juarti.Tanpa Tahun.Sosiologi untuk SMA/MA Semester II Kelas X.CV.Sindunata.
0 komentar:
Posting Komentar