KATA
PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah saya selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan judul Perilaku
Terpuji.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah
untuk memahami aspek pendidikan agama islam terutama untuk perilaku terpuji.
Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu
menjadi islam yang sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Ucapan terima kasih dan puji syukur saya
sampaikan kepada Allah dan semua pihak
yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun
makalah ini.
Saya selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin
untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu saya memohon saran serta komentar yang dapat saya jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman
dimasa yang akan datang.
Cikalongkulon, Juni 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................ 1
1.3 TUJUAN.................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 ADAB BERPAKAIAN............................................................... 2
2.2 ADAB BERHIAS ...................................................................... 3
2.3 ADAB DALAM PERJALANAN................................................. 3
2.4 ADAB BERTAMU..................................................................... 4
2.5 ADAB MENERIMA TAMU ...................................................... 4
BAB
III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ......................................................................... 5
3.2 SARAN...................................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengertian Adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan
kebaikan budi pekerti, akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata
cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia.
Sedangkan menurut istilah, adab ialah: “Adab ialah
suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang
salah”.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
dapat dirumuskan latar belakang dari permasalahan sebagai berikut :
·
Apa yang di maksud dengan adab atau
sopan santun ?
·
Apa saja contoh dan cara menumbuhkan
adab berpakaian, berhias, perjalan, bertamu dan menerima tamu ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
antara lain:
·
Sebagai bentuk penyelesaian tugas
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
·
Untuk menjelaskan macam-macam
perilaku terpuji yang dianjurkan dan di ridhoi Allah SWT serta penerapannya di
kehidupan sehari-hari.
·
Sarana informasi tentang apa,
bagaimana penerapan dan contoh dari perilaku terpuji.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Adab
Berpakaian
Islam melarang umatnya
berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk tubuhnya yang
asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun
apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang
oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat
akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis
akan menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh
Islam karena hanya akan menarik perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi
lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
صِنْقَانِ مِنْ اَهْلِ النَّارِ لَمْ اَرَهُمَا قَوْمٌ سِيَاطٌ كَا
الاَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ . وَ نِسَاءٌ كَا سِيَاتٌ
عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ رَؤَوْسَهُنَّ كَأَشْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلاَةِ
لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَ لاَ يَخِذْ نَ رِيْحَهَا لَيُوْخَذُ
مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاً وَ كَذاً(رواه مسلم)
Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka
yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk
seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam,
2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada
perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk
surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium
sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)
Ada dua maksud yang menjadi kesimpulan pada
hadits ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Maksud kaum yang
membawa cambuk seperti seekor sapi ialah perempuan-perempuan yang suka
menggunakan rambut sambungan (cemara dalam bahasa jawa), dengan
maksud agar rambutnya tampak banyak dan panjang sebagaimana wanita lainnya.
Selanjutnya, yang dimaksud rambutnya seperti atau sebesar punuk unta adalah
sebutan bagi wanita yang suka menyanggul rambutnya. Kedua macam cara tersebut
(memakai cemara dan menyanggul) termasuk perkara yang tecela dalam Islam
2.
Mereka dikatakan
berpakaian karena memang mereka menempelkan pakaian pada tubuhnya, tetapi
pakaian tersebut tidak berfungsi sebagai penutup aurat. Oleh karena itu, mereka
dikatakan telanjang. Pada zaman modern seperti sekarang ini, amat banyak
manusia (perempuan) mengenakan pakaian yang amat tipis sehingga warna kulitnya
tampak jelas dari luar. Sementara itu banyak pula perempuan yang memakai
pakaian relatif tebal, namun karena sangat ketat sehinga bentuk lekuk tubuhnya
terlihat jelas. Kedua cara berpakaian seperti itu (terlampau tipis dan ketat)
termasuk perkara yang dilarang dalam Islam.
2.2 Adab Berhias
Pada
hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih berada
dalam batasan yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama.
Beberapa
ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
·
Laki-laki dilarang
memakai cincin emas
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap
Ali r.a
2.3 Adab Perjalanan
Tata Krama di Jalan Raya
a)
Pejalan
kaki hendaknya
b)
Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
c)
Pejalan kaki dan Pengemudi kendaraan bermotor hendaknya
Tata Krama Bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
Bagi para penumpang kendaraan umum seperti bis dan kereta api
hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama , antara lain :
·
Bermanis muka dan
bertutur kata baik , terhadapa para penumpang lainnya
·
Seorang penumpang
kendaraan umum hendaknya hormat kepada penumpang yang lebih tua , dan sayang
kepada penumpang lain yang lebih muda
·
Jika diperlukan sesame
penumpang hendaknya saling tolong menolong dalam kebaikan
·
Jangan melakukan
perbuatan yang mengganggu dan merugikan penumpang lain
2.4 Adab Bertamu
Bertamu
adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan yang dianjurkan oleh
Islam. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu. Tata krama dalam
bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Apabila tata
krama ini dilanggar maka tujuan bertamu itu justru akan menjadi rusak, yakni
merenggangnya hubungan persaudaran. Islam telah memberi bimbingan dalam
bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu aurat.
2.5 Adab Menerima Tamu
§
Kewajiban Menerima Tamu
§
Cara Menerima Tamu yang Baik
§
Wanita yang sendirian di rumah dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke
dalam rumahnya tanpa izin suaminya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
kehidupan bermasyarakat mengenai tata krama, sopan santun atau adab merupakan
masalah penting karena manusia adalah makhluk berakal dan berbudaya.
Macam-macam
sopan santun atau adab , diantaranya adalah berpakaian, berhias, perjalanan,
bertamu dan menerima tamu.
Allah
menyukai orang-orang yang berperilaku terpuji, maka dari itu kita dituntut agar
dapat terus berperilaku terpuji.
3.2 Saran
Perilaku terpuji merupakan perilaku
yang disukai Allah SWT, untuk dapat menjalankan perilaku terpuji kita harus
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan ikhlas menjalaninya semata-mata
karena Allah SWT. Siapa mereka yang mengingikan hidup bahagia dunia-akhirat
harus bisa berperilaku terpuji.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar